Wednesday, 27 February 2013

TAK INDAH LAGI?


Saat Dunia Terasa Tak Indah Lagi
Oleh: Casman Arfian
            Indah dan tidak indah selalu hadir dalam buku cerita ini. Mengajarkan kehidupan yang benar-benar kita jalani. Hidup ini memberikan banyak permasalahan dilengkapi dengan solusi. Saat dunia tidak lagi bersahabat dengan diri disetiap hari-hari yang dijalani. Sungguh tidak ada sebenarnya hidup yang tidak indah lagi. Namun, ini semua terasa tidak indah ketika ia memberikan begitu kepedihan yang berat dihati. Akal pun tidak bernyanyi lagi ketika dilanda duri. Tidak lagi ada intregitas antara akal dan hati yang selalu memberikan gerak solusi. Apakah ini rasanya ketika dunia sedang terasa oleh diri tidak indah lagi? Inikah rasanya ketika dua mukjizat tuhan tidak lagi mendampingi dalam buku cerita ini?
            Hanya perih dihati yang dirasakan. Walau banyak solusi yang disampaikan, tetap saja duri itu menancap dengan garang. Bagaimana mencabut duri ini tanpa meninggalkan beban? Sulit rasanya memang. Tapi mungkin ada jalan diseberang sana yang menunggu kita untuk sebuah keindahan. Namun, berat rasanya untuk melangkah melewati jembatan ini. Berjuang hanya dengan kesendirian tanpa ada yang memberikan harapan. Jalan yang panjang ini hanya bisa dilewati dengan merangkak oleh hati. Apakah seburuk ini dunia yang sedang dialami? Apakah tidak ada hati lain yang sudi untuk mendampingi?
            Mana bahagia itu? Jalan panjang yang membentang tak kunjung menemui kebahagiaan. Dimana engkau sedang bersembunyi? Temui hati ini yang rindu akan kehadiranmu, setelah perjalan yang rasanya antara hidup dan mati. Sebuah kata yang sungguh menyiksa diri, keras perjalan ini hanya untuk menemukanmu, yang mungkin tidak sebanding dengan jalan merangkak, yang saat nanti terlewati. Engkau menyiksa semua hati hanya dengan sebuah janji yang tidak tahu akan ditepati. Tapi semua ini akan menjadi cerita hidup yang bakal dinanti di dunia hati sendiri. Sekarang saatnya kita menemukan persembunyian ini.
            Kini saatnya hati membutuhkan-Nya dan mencoba lebih dekat dengan-Nya. Kembalikan semua persoalan yang berat apa pun kepada-Nya. Tinggal hati yang mesti banyak berdo’a dan akal yang terus berusaha. Memohon kepada-Nya untuk sebuah kemudahan dalam jalan cerita. Memohon kepada-Nya untuk sebuah penemuannya dalam persembunyiannya. Maka yang Maha Pengasih pun tidak akan menyia-nyiakan hambanya yang terus merenung dalam do’a dan usaha. Maka yang Maha Pemurah pun akan memberikan satu keajaiban yang sempurna dalam buku cerita kita. Saat dunia sedang tidak indah lagi, maka saatnya hati ini membutuhkan dan mencoba lebih dekat dengan yang Maha Esa. Sehingga, diakhir cerita kita tidak akan ada lagi sebuah kecewa, dengan terus berdo’a dan berusaha.
            Pasrahkan semua duri pada yang Maha Tinggi. Tidak akan ada lagi jalan tanpa sinar yang menerangi di hati. Tanpa ada yang membimbing hati dalam perjalan ini. Bersabarlah untuk mendapatkan tempat yang indah yang telah dipersiapkan-Nya, setelah mengalami ketidak indahan di dunia ini. Karena hanya hati yang bersabarlah menjadi pilihan disamping-Nya. Walau duri memilih hati ini, bersabarlah untuk sebuah solusi. Maka hati akan mendapatkan apa yang telah lama tersembunyi dan yang telah lama dinanti. Hati tidak akan pernah tahu apa yang sedang Ia rencanakan untuk menempatkan hati dalam keindahan. Sesungguhnya dunia ini tidak ada yang tidak indah, itu hanya hati yang bagaimana merasakannya. Maka dekatilah dan mintalah kepada-Nya untuk sebuah keindahan dalam ketidak indahan yang dirasakan. Semoga tuhan menjadikan dan menempatkan kita dalam dunia yang indah bak surga.  

Sunday, 10 February 2013

ANUGRAH DARI KEPRIBADIAN


Apa yang Membuat Orang Lain Terkesan Dengan Kita?

            Membuat kesan bagi orang lain sangatlah baik, dengan kesan yang baik pula. Jika anda sedang berada dalam sebuah kelompok, maka berikanlah kesan terbaik anda pada kelompok tersebut. Karena dengan kesan baik yang anda berikan, niscaya mereka akan gampang untuk mengingat diri anda, bahkan mereka akan mengingat terus diri anda dengan kesan baik yang pernah anda berikan. Membuat kesan yang baik tidaklah sesusah berlari kencang sepanjang 1 kilometer, namun tidak juga semudah membalikan telapak tangan. Memberikan kesan yang baik cukup dengan kepribadian anda sendiri. Kepribadian seperti apa?
            Dalam diri manusia, terdapat dua kepribadian yang tertanam dalam tubuh mereka. Pertama, kepribadian manifes. Kepribadian ini diartikan sebagai kepribadian yang ingin nampak dan terlihat oleh orang lain. Artinya?! Artinya, seseorang pastinya ingin diketahui dan dikenal hanya dari sisi positifnya saja. Menengok dilapangan, ketika ada dua orang yang belum pernah bertemu sama sekali, lalu dipertemukan disuatu waktu. Mereka akan menimbulkan kepribadian manifesnya masing-masing. Sehingga mereka berdua akan saling mengenal satu sama lainnya dengan kebaikan-kebaikan yang mereka miliki dalam kepribadian manifesnya untuk menimbulkan kesan tersendiri. Sampailah pada satu teori, bahwasannya orang indonesia, melihat orang lain dari baiknya dahulu sebelum menemukan buruknya. Berbeda haluan dengan orang-orang dibarat sana, yang melihat orang disekelilingnya dari segi buruknya dahulu sehingga menemukan sisi baiknya.
            Semuanya sangat manusiawi, karena manusia tidak dapat dipisahkan dari dua sisi yang bertentangan tersebut. Jika seseorang memiliki sisi baiknya, maka tidak bisa dipungkiri lagi, ia pasti mempunyai sisi buruknya. Namun, kita bisa merubah itu semua, dengan cara kita berusaha menjadi yang terbaik. Walau pun tidak sampai kepada yang terbaik, tapi tetaplah berusaha menjadi yang terbaik. Karena tidak ada yang sempurna didunia ini, yang sempurna hanyalah Tuhan yang Maha Esa.
            Kepribadian manusia yang selanjutnya yaitu, kepribadian sesungguhnya. Biasanya kepribadian ini muncul ketika seseorang sudah saling mengenal dengan tanpa keraguan lagi. Seperti apa yang tertulis diatas, bahwasannya seseorang yang belum mengenal sebelumnya akan menimbulkan kepribadian manifes atau kepribadian yang hanya menimbulkan kebaikan. Tetapi setelah mereka saling mengenal dengan baik, mereka juga akan saling bergantian menimbulkan kepribadian yang sesungguhnya dari diri mereka. Pasti anda semua merasakan juga, bukan! ketika anda belum mengenal teman yang sekarang menjadi yang paling dekat dengan anda.
               Kesan timbul dari indahnya kepribadian. Tanpa kepribadian yang berarti tidak akan berarti pula kesan yang kita timbulkan. Tunjukan sesuatu yang berkesan lewat kepribadian anda. Kita hanya bisa berusaha menjadi yang terbaik, untuk menjadi yang terbaik. Hanya orang lainlah yang bisa menilai, apa yang telah kita lakukan. Karena terkadang satu hal yang kita lakukan dan menurut kita itu benar, belum berlaku hukumnya untuk mereka yang menilai dari berbagai aspek hal yang kita lakukan tersebut.  

MARI BIMBING MEREKA CORAT-CORET


Jangan Biarkan Bagian Kanan Mereka Terkubur

            Semua orang tua dengan sangat pasti menginginkan anak-anaknya rajin dalam belajar, dengan menghafalkan banyak teori-teori materi ajar, yang menumpuk segudang dalam dunia pendidikan. Jika anak mereka bisa memenuhinya, bahkan bisa menghafalnya dengan baik, maka orang tuanya akan merasa berhasil dalam memdidik mereka, dari segi teori-teori mata pelajaran. Namun dalam karya tulis ini, mereka belum bisa dikatakan berhasil. Karena kenapa? Para orang tua tersebut belum bisa memaksimalkan apa yang sebenarnya anak tersebut punya. Ini akan berdampak pada apa passion mereka? Kebanyakan dari orang tua menginginkan anaknya mahir disegala bidang dan mereka bangga. Memang itu yang lebih baik. Tetapi, perlu mereka ketahui bahwasannya didunia ini tidak ada manusia yang “bodoh”, artinya, walaupun dari sekian banyak potensi yang tidak akan berkembang semuanya, pasti ada satu potensi yang akan menjadi passion mereka.
            Kebanyakan dari mereka selalu saja hanya bisa memaksimalkan otak kiri dari anak-anaknya. Menghafal ini dan itu, yang dijadikan patokan mereka berhasil dalam mendidik anak. Ingat! mereka mempunyai dua sisi otak yang saling melengkapi dari keduanya. Coba anda bayangkan, ketika anda ingin membangun sebuah gedung atau rumah. Anda terus mendahulukan otak kiri anda sehingga tidak ada pergerakan dalam pembangunan tersebut. Anda terus-menerus disibukan dengan hanya bisa berargumen seperti ini dan itu, merancang ini dan itu. Coba anda kombinasikan dari kedua belah bagian otak anda dengan maksimal. Pastinya anda akan mendapatkan suatu hal yang berbeda, anda akan merasakan kebanggaan yang lebih dari sebelumnya, yang hanya mengedepankan bagian kiri saja.
            Lalu bagaimana memaksimalkan bagian kanan anak-anak kita? susah-susah mudah memang, untuk memaksimalkannya harus dibarengi dengan usaha yang maksimal pula pastinya, lebih maksimal dibandingkan dengan hanya memaksimalkan bagian kiri mereka. Karena disini, kita sebagai orang tua harus bisa membimbing dan mengarahkan mereka dengan baik. Apa lagi si anak masih dibawah umur lima tahun (balita). Tetapi, itu adalah masa keemasan mereka untuk bisa memaksimalkan bagian kanan mereka. Akan lebih baik hasilnya dibandingkan dengan anak-anak yang sudah keluar dari usia keemasan tersebut.
Contoh kecilnya saja, anak yang baru berumur tiga tahun, ketika mereka melihat kakaknya atau orang tuanya menulis atau siapa saja. Mereka akan meresap apa yang sedang mereka lakukan, dilain waktu, ketika mereka melihat alat tulis didepannya. Cepat atau lambat mereka akan langsung menggenggamnya, lalu akan melakukan coretan-coretan dimana pun mereka suka. Biasanya, orang tua akan melarang mereka bertingkah seperti itu. Namun, jika mereka yang mengetahui bukan melarang atau memarahinya, tapi mereka membimbingnya untuk tidak membuat coretan ditembok dan mengalihkannya kelain tempat. Disini tentunya harus dibarengi dengan perhatian dan bimbingan orang tua secara ekstra. Ini salah satu perkembangan bagian kanan mereka. Orang tua harus bisa mengarahkan mereka dengan halus dan baik, karena kenapa? Ketika mereka mencorat-coret ditembok, otomatis orang tuanya akan melarangnya. Karena akan mengotori tembok tersebut. Nah, disini usahakan si anak tidak merasa putus asa, karena larangan orang tuanya. Sulit memang, karena anak biasanya jika dilarang malah makin menjadi. Lalu apa solusinya?
Alihkan mereka pada sehelai kertas atau buku. Bimbing mereka untuk berpindah dari mencoret-coret tembok kepada sehelai kertas atau juga buku. Disini diperlukan kehati-hatian, jangan sampai anak merasa terganggu sehingga menimbulkan keputus asaan dalam dirinya. Dan jangan lupakan bekas coretan mereka di tembok tadi, selain membimbing untuk menempatkan pada tempatnya. Coba anda bimbing dengan mengajarinya cara bertanggungjawab atas hal yang sudah ia lakukan, dengan cara mengajarkan mereka untuk membersihkan coretan tersebut. Anda terkejut bukan, dalam satu hal mengandung banyak pelajaran yang bisa anak serap. Walaupun mereka tidak menyadarinya dan tidak akan nampak dampak secara dini yang telah anda ajarkan. Tetapi coba lihat perkembangan dari anak tersebut, minimal mereka akan mencoret-coret pada tempatnya.
Lalu apa hubungannya corat-coret dengan otak kanan mereka? Ketika tangan kanan anda bergerak, itu kerja bagian kiri yang lebih beraturan. Dan ketika tangan kiri anda menunjukan aksinya, itu adalah kerja bagian kanan yang lebih mendahulukan gerak ketimbang beraturan. Coba anda rasakan, ketika kita sedang makan kita biasa menggunakan tangan kanan. Sedangkan sekarang kita coba dengan menggunakan tangan kiri, tentunya tidak seberaturan tangan kanan, bukan! Kelebihan dari bagian kanan, ketika bekerja sama seperti bagian kiri, maka akan sama baiknya dalam kerjanya. Sehingga menimbulkan kesinambungan dari keduanya. Dan ini akan menjadikan anak baik dalam bekerja dan berpikir, karena kerjasama yang baik dari belahan otak mereka.  

Wednesday, 6 February 2013

MAU KEMANA KITA?


Cita-cita Memberikan Arah

            Ketika kita ingin pergi ke suatu tempat yang menjadi tujuan kita, tentunya kita harus tahu terlebih dahulu arahnya, dari mana kita akan mulai melangkah. Setiap manusia menginginkan jalan hidupnya berakhir dalam kabin kebahagiaan, dengan meraih kesuksesan. Tetapi mereka tidak tahu arahnya, harus kemana mereka melangkah. Ini menjadi persoalan yang sangat unik, dimana manusia yang memiliki akal pikiran yang semestinya mereka semua meraih sukses dengan tujuan dan arah yang benar. Banyak cara yang bisa menunjukan jalan yang mengarah pada kebahagiaan. Salah satunya yaitu dengan cita-cita kita sendiri.
            Kita ingin menjadi apa kelak? ukirkan dalam akal pikiran anda, lalu niatkan dari sekarang. Jadikan hal tersebut menjadi salah satu tujuan hidup anda. Apakah kita mengidamkan menjadi seorang jutawan? Atau, ingin menjadi seorang penulis yang terkenal? Itu gampang saja bagi kita, bukan! Seperti orang yang akan pergi kesuatu tempat, lalu dia hapal dengan baik arah jalan untuk menuju ketempat tersebut, sehingga sampailah ia. Kemudian, apa bedanya dengan tujuan hidup kita? Apakah jalannya berbeda?
Menurut saya tidak begitu berbeda. Anda tinggal cari saja arah yang akan menunjukan anda pada tujuan hidup anda tadi. Hidup ini harus mempunyai tujuan, bukan! Jika tidak mempunyainya celakalah kita. Mau apa kita hidup, untuk apa kita hidup. Tentunya tidak akan tahu apa arti hidup tanpa tujuan, seperti kita pergi ketempat yang kurang hapal dengan arah jalannya. Pasti disana kita kebingungan mencari-cari jalan, selanjutnya harus kemana, yang pada akhirnya harus melanggar lalu lintas. Karena ketidak tahuan kita, yang ada kita termenung dalam kebingungan yang tak berarti, harus mengarah kemana kita. Sehingga akan berakibat fatal pada keselamatan hidup kita. Begitu juga dengan tujuan hidup kita.
            Lalu bagaimana dengan orang-orang yang tanpa tujuan bisa meraih sukses? Saya coba tanyakan lagi, sukses dari segi apa? Apakah hanya sukses dari segi materi? Iya kan! Orang-orang sukses dengan tidak mempunyai tujuan, karena mereka selalu memikirkan materi tanpa dibarengi kebanggaan yang berarti. Tidak ada bersitan yang lain dalam benaknya, yang ada hanyalah meteri. Sehingga terus disibukan dengan memikirkan meteri.  Dan itu menjadi tujuan mereka. Sebenarnya tidak ada satu pun manusia yang terlepas dari tujuan, tetapi tinggal bagaimana kita mengetahui arahnya saja. Mau sukses dengan arah yang jelas dan penuh kebanggaan, atau arah yang hanya bisa mendapatkannya tanpa kebanggaan? Sekarang coba kita bandingkan dengan orang-orang yang sukses dengan tujuan mereka, yang bisa menuju tujuannya dengan arah yang baik. Seperti sebuah klub sepakbola yang bertujuan untuk meraih kemenangan. Mereka tentunya harus tahu arah untuk menuju kemenangan dengan tidak terlalu mengeluarkan banyak tenaga. Dengan apa? Dengan cara menerapkan strategi yang baik, yaitu kerjasama.
            Coba anda amati dengan sebuah klub sepakbola, yang mendapatkan kemenangan, tetapi pemain mereka banyak yang cedera, karena permainan yang kasar yang kurang menerapkan strategi yangbaik. Itu sangat merugikan, bukan! Kenapa? Karena mereka tidak mengetahui cara mudah, bagaimana bisa mendapatkan kemenangan tersebut, tapi dengan tidak banyak meninggalkan korban. Sehingga, ketika mereka mengejar kemenangan selanjutnya harus terhambat dengan banyaknya pemain yang cedera. dan pada akhirnya mereka tetap saja, dipertandingan selanjutnya lebih banyak menerima kekalahan, karena pemain intinya banyak yang cedera. Berbeda dengan klub sepakbola yang pertama, yang mengusung strategi jitu. Mereka berhasil meraih point yang sempurna, tepat seperti tujuan pertama mereka. Karena apa? Karena mereka sudah tahu, harus mengarah kemana dengan arah yang benar.
            Apa yang menjadi cita-cita anda? Gunakan strategi yang sempurna yang akan menunjukan arah pada cita-cita anda, untuk mendapatkan tujuan anda dengan tanpa bersusah payah. Sebuah tujuan itu sangat penting, kita pergi ke pasar pasti mempunyai satu tujuan yang jelas. Jauhkan satu tujuan yang kurang jelas dari kebun pikiran anda. Mari kita temukan arah kita, sehingga jelas, mau dibawa kemana hidup kita ini. Apakah ingin menggapai cita-cita yang telah lama diidam-idamkan dengan arah yang benar? Atau, ingin hidup tanpa tujuan! Sehingga tidak tahu mau kemana arah kita. Dan walau pun mendapatkan apa yang kita cita-citakan, dengan harus banyak berkorban!

Tuesday, 5 February 2013

INTERPRETING SUBJECT


What We Can Find in the Interpreting Subject?

            When I heard about, how we can be an interpreter it so difficult for me. But, if we can represent a willing, we can be. Now, just how we learn more for be an enterpreter. Cause enterpreting is not as a make translation usually. It should have a fast thinking, and fluence in english as an interpreter. So, what we can find in the interpreting when we learn it?
            Theories of interpreting is the first step when we learn it. You know what interpreting is? Based on my analysis, interpreting is a translation, but not as a translation. You know what I mean? It mean, interpreting is translating a word from source language to target language, but not from the text, except in a sound or a speakers. This is so difficult field. When we study interpreting, we feel as a coupling unit. We directly make a translation from the source language to target language.
So, anothers step when we study interpreting is a modes of interpreting. There are four modes, that: Simultaneous: In simultaneous mode, interpreters sit in sound-proof booths and listen to the speaker through headphones. Using a microphone, they deliver a running interpretation to meeting participants. Delegates listen to the interpretation through earphones attached to each seat in the room, selecting the desired language by switching channels on the earphone dial. Consecutive: In consecutive mode, used on occasion at the United Nations, the interpreter sits at the conference table together with the speakers, takes notes and delivers the speaker’s statement after the speaker has paused. Whispering (chuchotage): In whispering mode, also sometimes used for field missions, press conferences and high-level bilateral private meetings, interpreters simultaneously whisper the interpretation directly to a very limited audience. Relay Interpretation: Relay interpretation occurs when interpreters work into their main or “target” language from another booth rather than directly interpreting a speech or a statement. For example, English, French, Russian and Spanish interpreters do not interpret directly from Arabic and Chinese, but instead take relay from the Arabic and Chinese interpreters, who work into English or French.
            For more information, if want be an interpreters we must practice and practice our english. What i said just now, be an enterpreters must have a fast thinking and fluence in engling files. Everyone can be, but with hard struggle to get it. Interpreting also teach us honesty. Why? Because, when we as an interpreter, who will translating a source language to target language, must say what the source language said truely.
References:
http://www.unlanguage.org/Careers/Interpret/Modes/default.aspx