Saturday, 22 November 2014

EXPERIENCE IS THE BEST TEACHER



TERNAYATA, PENGALAMAN MENENTUKAN

            Kawan, bagi kamu yang punya buku tulis sinar dunia atau yang disingkat menjadi SIDU, pasti kamu sudah nggak aneh lagi dengan tulisan “Experience is the best teacher”. Tulisan yang tertera tepat dibawah halaman buku tulis kamu. Tulisan ini pendek kawan, tapi, maknanya begitu panjang, bahkan, sampai kita dalam usia lanjut pun, tulisan ini sangat bermakna.
By the way nih kawan, apa sih arti dari kalimat tersebut? “Experience is the best teacher” yang sering mereka artikan dengan kalimat “Pengalaman adalah guru yang paling baik”. Nah kawan, coba kamu resapi apa makna yang tersemat didalamnya. Apa coba? Kamu pasti paham betul nih sama kalimat yang satu ini, baik itu yang belum diterjemahkan, mau pun yang sudah diterjemahkan.
Bahkan, sebelum kalimat itu dialih bahasakan, kamu sudah mengerti apa makna dalam kalimat itu. Tapi, mengapa banyak orang yang menyepelekan makna di dalamnya ya? Padahal maknanya sangat bermanfaat bagi kita semua, yang artinya, kita mesti menghargai pengalaman, sekecil apa pun pengalam itu. Karena sebaik-baiknya guru, adalah pengalaman kawan.
Gini dech, saat kamu belajar di kelas, terus kamu memerhatikan guru yang sedang menjelaskan pelajaran di depan kelas dengan seksama. Namun, sepulangnya sekolah, keesokan harinya kamu bertemu lagi dengan pelajaran yang kemaren kamu ikuti itu, ternyata gurumu mau mencoba seberapa besar ingatanmu pada pembahasan yang kemaren.
Nah disini, pasti kamu lupa-lupa ingat, iya kan! Tapi, kalau seseorang bertanya tentang dengan siapa kamu kemaren berjalan ke sekolah, pasti kamu hapal betul dengan siapa saja kamu datang ke sekolah. Ini menandakan, bahwa pengalaman itu memang guru yang paling baik kawan, yang tidak mudah kita lupakan, apa lagi pengalaman yang pahit, duh kayanya nggak mau hilang-hilang tuh pengalaman yang satu itu.
Maka darinya kawan, bagi seorang pemain sepakbola dan bagi kamu yang mengejar kesuksesan, pengalaman itu adalah modal yang paling penting. Soalnya, kalau seorang pemain sepakbola nggak punya pengalaman yang cukup, mereka nggak bakal bisa mengimbangi persaingan yang ada, begitu juga kamu yang sedang berjuang menuju sukses besar.
Pengalaman itu sangat penting dalam kehidupan ini, oleh karenanya, jangan sia-siakan saat-saat yang akan menjadi pengalam terbaik kamu. Sehingga kamu mendapatkan guru yang paling baik dalam hidup kamu. Jadikan pengalaman itu pelajaran bagi berjalannya kehidupan kamu.
Salah seorang yang mengakui pengalaman adalah penentu pertandingan, datang dari seorang pelatih sepakbola yang namanya nggak asing lagi bagi kita yang hobi sepakbola nih, dia mengatakan, “Bukan kualitas para pemain yang membedakan, tapi jam terbang internasional” ujar Luciano Spalletti –pelatih FC Porto—.[1]
Tuh kawan, katanya kualitas bukan segalanya bagi sebuah tim sepakbola, tetapi jam terbang, pengalaman. Pengalaman lah yang membedakan antara pemenang dan pecundang. Kamu mau jadi pecundang yang minim pengalaman? Yang bisanya hanya mengumbar perkataan doang? Nggak kan!
Maka darinya kawan, jam terbang, yang mesti kamu kumpulkan. Masalah kualitas santai saja lah, kalau jam terbang kamu terus bertambah, pasti dech kualitas kamu nggak akan diragukan lagi. Karena pemain yang berpengalaman akan selalu mendapatkan tempat di tim utamanya, jangan takut nggak kebagian tempat dalam tim.
Dengan pengalaman, sesuatu yang kecil, dapat menjadi besar. Dari pemain yang ecek-ecek, menjadi pemain yang diberi cek paling mahal kalau dijual. Pengalaman itu ibaratkan guru besar yang tau segalanya. Kenapa? Karena dengan pengalaman kita bisa tahu dan merasakan segalanya, tahu yang orang belum tahu, merasakan yang orang belum rasakan. Sampai-sampai pengalaman menjadi seorang bintang di sebuah lembaga pendidikan. Yaitu, menjadi guru besar bagi siswanya. Bahkan guru besar pun banyak belajar dari pengalaman.
Lihat saja seorang Wenger –pelatih Arsenal—yang tidak mau gegabah dengan menurunkan pemain yang minim pengalaman pada babak utama Liga Champion. Walau pun pemain bintang syarat pengalamannya mengalami kelelahan, namun ia tidak mau ambil resiko dengan menurunkan pemain lainnya, dan katanya, “Babak utama Liga Champion, sangat penting bagi kami. Jadi, saya tak akan mengistirahatkan pemain bintang,” Wenger menegaskan.[2]
Karena pengalaman mereka dibutuhkan dalam pertandingan ini, mereka menjadi pilihan utama dalam tim. Nggak usah repot-repot lagi dengan meyakinkan pelatih supaya memercayai kamu untuk turun dalam pertandingan. Oleh karenanya, jangan sia-siakan pengalaman itu kawan, jadikan ia teman, juga guru kamu, dan tempat menimba pelajaran.
“Saya kira kami telah melakukan investasi bagus setelah memboyong Fraizer Campbell dari Sunderland seharga 600 ribu pound. Dia pemain berpengalaman di Inggris. Saya rasa itu menjadi keuntungan bagi kami,” ujar Mackay –pelatih Cardiff—.[3]
Bahkan nih kawan, seorang Mackay, berani menggelontorkan dana 600 ribu pound atau sekitar 11 milyaran lah, untuk pemain yang dianggapnya berpengalam. Dan hasilnya apa? Pemain yang mereka beli itu menunjukan bahwa ia layak dihargai 600 ribu pounds, dengan pengalamannya, ia tampil gemilang saat mengalahkan tim kandidat juara, Manchester City.
Lebih bagusnya lagi, seorang Fraizer Campbell yang dihargai lumayan mahal itu, membuktikan pengalamnya di daratan Inggris dengan mencetak gol ke gawang “The Citizen” –julukan Manchester City—. Nah kawan, kamu tersadar kan? Bagaimana berharganya pengalaman itu!
Sebenernya, pengalaman itu tidak bisa diuangkan. Karena pengalaman adalah hal yang paling berharga dibandingkan uang. Dengan pengalaman, kamu akan memproduksi kebanggaan dalam diri kamu. Kalau kamu udah bangga pada diri kamu, kamu akan menunjukan hal yang terbaik dari dalam diri kamu.
Percaya dech, yang penting kamu bisa belajar dan mendapatkan pelajaran berharga dari pengalaman yang kamu alami. Cobalah cari pengalaman sebanyak mungkin, tentunya pengalaman yang menguntungkan bagi kamu, bukan pengalaman yang malah merugikan kamu. Kalau pengalaman yang dapat merugikan kamu, cukup kamu rasakan satu kali saja, itu juga dirasakan bukan dengan kesadaran, tapi karena keceplosan atau karena ketidak sengajaan kamu.
Dan inget kawan, kalau kamu memang ingin menjadi bintang, jangan lakukan pengalaman yang buruk untuk kedua kalinya. Apa lagi yang kedua kalinya itu dilakukan secara sadar, wah parah banget tuh kamu. Nggak bisa membedakan mana yang baik bagi kamu dan mana yang nggak baik.
Kamu kan udah gede, udah ABG alias anak buah gerandong. Gerandong kan dalam film Mak Lampir itu sudah dewasa, harusnya bisa menentukan mana yang baik dan mana yang buruk. Namun sangat disayangkan, Gerandong di film Mak Lampir itu diajarkan untuk menjadi makhluk yang jahat, dengan pengalaman-pengalam yang jahat itulah ia malah menjelma menjadi penjahat yang menyeramkan. Coba ia dilahirkan dikalangan pesantren, yakin dech ia nggak akan menjadi penjahat, ya walau pun penampilannya menyeramkan.
Nah kawan, supaya kamu nggak jadi gerandong, maka isilah dengan pengalam-pengalaman yang baik, supaya kamu juga menjadi yang terbaik. Karena kamu dibentuk dari hal-hal yang baik, terutama pengalaman kamu, iya nggak! Mulai dari sekarang kawan, yuk kita isi botol pengalaman kita yang masih kosong dengan pengalaman-pengalaman yang baik dan bermanfaat.
Seperti botol pengalaman pemain sepakbola yang ini nih kawan, ia mencoba memenuhi botol pengalamannya. Namun, di tengah jalan, ia mendapatkan halangan sehingga botolnya tersendat untuk dipenuhi. Tapi, ia berhasil mengisi botol itu setelah ia mengalami rintangan yang cukup berat, dan apa coba kata pelatihnya.
“Mungkin karena pengalaman yang dilaluinya setelah cedera parah. Ia menimba banyak ilmu saat dipinjamkan ke klub lain,” ujar Martinez –pelatih Everton—.[4] Nah kawan, kamu jangan takut akan kurang pengalaman, karena kamu mengira nggak mungkin dengan keadaan kamu saat ini untuk bisa menimba pengalaman yang tak terbatas.
Buktinya, seorang Ross Barkley, yang terpaksa harus diparkirkan ke tempat perawatan karena cedera, ia bisa bangkit setelah cedera itu pulih kembali. Bahkan, pengalamannya yang ia dapatkan, bukan dari klub yang membesarkannya, Everton. Namun ia menimba pengalaman saat ia dipinjamkan ke klub lain. Disanalah ia menimba pengalaman dari rekan-rekannya yang lebih senior.
Jadi kawan, kamu nggak usah berkecil hati saat kamu tertinggal pengalam dari orang lain, hanya karena satu hal yang menghalangi kamu untuk menimbanya. Kamu bisa ko, setelah kamu kembali dari rintangan tersebut, kamu langsung tancap gas buat menampung pengalaman yang kemungkinan datang.
Lalu, kamu isi dech botol pengalaman kamu dengan pengalaman-pengalaman yang menjadikan kita pemenang. Walau pun kita terdampar di tempat yang minim akan pengalaman berharga. Buktinya saja, Ross Barkley bisa menimba pengalaman dari klub lain yang mungkin kurang setara dengan klub yang membesarkannya.
Namun dengan kerja keras dan kemauan yang tinggi, pengalaman itu ternyata bisa kita dapatkan dari mana saja. Nggak mesti dari tempat yang mewah dan megah, di tempat kumuh pun kita dapat meraup pengalaman yang berharga. Bahkan, bisa jadi di tempat kumuh itu lebih banyak pengalaman yang berharga daripada di tempat yang mewah nan megah.
Kalau kamu melihat tempatnya sih ya emang, yang megah itu lebih enak dipandang, sehingga enak juga dapet pengalamannya. Namun jangan sangka, di tempat yang megah justru lebih minim pengalaman yang bisa memberikan pelajaran bagi hidup kita.
Contohnya saja, ketika kita berkunjung ke tempat yang kumuh, belum bertemu dan bincang-bincang dengan penduduknya pun, kita sudah dihadapkan dengan pelajaran besar yang begitu berarti. Bayangkan saja, ketika kamu datang ke tempat kumuh, kamu pasti liat kanan-kiri, dan sekitarnya terdapat rumah-rumah yang tidak layak huni.
Sedangkan kita? Hidup serba kecukupan, mau apa ada, tinggal bilang saja sama orang tua. Namun kawan, bagi mereka menginginkan sesuatu itu hanya imajinasi saja. Mau sekolah saja susah, apa lagi mau ini mau itu. Kayanya nggak bakal kesampean dech, saat mereka menginginkan sesuatu layaknya kamu.
Harusnya kita bisa memanfaatkan fasilitas yang lebih ketimbang mereka. Jadi ingat ya kawan, pengalaman itu kita bisa dapatkan dari mana pun, kapan pun, dan dari siapa pun kita mendapatkannya. Yang penting, kita nggak ada pikiran membeda-bedakan, karena, kalau kamu membeda-bedakan, pasti kamu hanya akan mendengarkan apa kata orang yang lebih sukses hidupnya. Inget terus ya, pengalaman itu datangnya dari mana saja.
Kawan, pengalaman itu nggak datang dengan sendirinya, kamu mesti menjemput yang namanya pengalaman. Kalau kamu hanya jalan di tempat, pengalaman nggak bakal datang menghampiri kamu, yang ada malahan masalah dan masalah yang datang. Wah kamu belum mendengarkan apa kata orang ini nih kawan, kalau kamu udah mendengarkannya, pasti kamu juga akan sesegera mungkin menjemput banyak pengalaman, yuk kita simak perkataannya.
 “Mungkin banyak orang yang menilai hidup saya lebih mudah jika bertahan di City. Hanya menyaksikan tim bertanding dan menerima gaji. Namun, saya bukan orang seperti itu,” kata Barry –eks pemain Manchester City yang pindah ke Everton—.[5]
Kamu dengerkan apa katanya? Gareth Barry, adalah salah satu pemain Inggris yang penuh akan pengalaman. Saat ia terus dibangku cadangkan di tim lamanya, ia gerah dengan perlakuan itu semua. Walau pun setiap pekannya ia menerima bayaran tanpa harus susah payah berjuang di lapangan. Namun tetap saja, ia memilih menimba pengalaman daripada mengumpulkan kekayaan.
Terus, gimana dengan kamu, mau pengalaman atau hanya mengumpulkan kekayaan? Kawan, kekayaan itu akan mengikuti kamu kalau kamu udah syarat pengalaman. Kenapa? Karena pengalaman akan membuat kamu diminati klub mana pun, tanpa pengalaman mental akan tertinggal jauh dari orang yang lebih berpengalaman.
Sekarang coba dech, lihat lingkungan sekitar kamu, banyak kan orang yang lebih berpengalaman dari kamu. Terus kamu bandingkan dengan cara ia berbicara, pasti beda dech sama yang kurang pengalaman. Kalau yang berpengalaman itu akan lebih banyak bicara, dan orang yang kurang pengalaman akan terus menjadi pendengar setia.
Apa lagi yang berbicara itu, orang yang berpengalam dalam dunia pendidikan, wah kamu akan dihajar habis-habisan tuh. Apa mau, kuping kamu panas hanya mendengarkan saja? Padahal kamu juga berhak berbicara, namun apa yang mau dibicarakan, sedangkan pengalaman kita saja minim, iya nggak? Oleh karenanya kawan, mulai dari sekarang, kita menjadi pemburu pengalaman!
“Saya tidak akan bahagia jika tidak bisa bermain di lapangan. Jadi kepindahan saya ini jadi sesuatu yang menyegarkan dan bagus untuk karir saya.”[6]  Kawan, ini adalah lanjutan dialog dari seorang Gareth Barry tadi, bahkan ia mengatakan, ia tidak akan bahagia kalau tidak bisa mendapatkan pengalaman di atas lapangan.
Wow! Patut dicontoh tuh kawan, ia nggak sekedar mementingkan hari sekarang, tapi melihat hari-hari kedepan yang teramat jauh. Dengan pengalaman kan, nggak cuma berlaku hanya hari ini saja, hari-hari esoknya pun pengalaman nggak akan basi.
Coba dengan uang, hari ini atau detik ini juga gampang banget menghabiskannya, malahan nggak sempat basi, rugi kan! Kalau kamu lebih memilih uang dari pada pengalaman. Kalau pengalaman lebih menentukan, sekarang mau pun kedepannya, kalau uang hanya hari ini saja, nggak menjamin kita kedepannya. Jadi, pengalaman atau uang nih yang diburu kamu? Kalau dengan pengalaman kita bisa mengumpulkan uang, tapi kalau hanya uang yang kamu mau, tanpa pengalaman mendapatkannya, jangan harap kamu bisa mengumpulkan uang banyak dech.



[1] Harian olahraga Top Skor: Kamis, 22 Agustus 2013, Vol. 09, Edisi 178 hal. 10
[2] harian olahraga Top Skor: Selasa, 27 Agustus 2013, Vol. 09, Edisi 182 hal. 01
[3] Harian olahraga Top Skor: Selasa, 27 Agustus 2013, Vol. 09, Edisi 182 hal. 06
[4] Harian olahraga Top Skor: Selasa, 27 Agustus 2013, Vol. 09, Edisi 182 hal. 06
[5] Harian olahraga Top Skor: Kamis, 5 September 2013, Vol. 09, Edisi 190 hal. 06
[6] Harian olahraga Top Skor: Kamis, 5 September 2013, Vol. 09, Edisi 190 hal. 06

No comments:

Post a Comment