LATIH
TERUS POTENSIMU!
“Kami melewati sesi
latihan yang sulit selasa lalu karena belum terbiasa dengan kondisi iklim di
Asia, tapi kami tetap berusaha menjaga konsentrasi” kata Wenger –pelatih
Arsenal- [1]
Kata orang kebanyakan,
termasuk kata pelatih Arsenal yang akrab disapa dengan The Professor tadi, bisa itu karena terbiasa kawan. Bener nggak ya!
Coba piker-pikir bentar dech, renungkan apa kata seorang Arsene Wenger di atas.
Kalau dipikir-pikir emang bener gitu adanya dech kawan!
Bayangkan saja, seorang
balita yang merangkak supaya bisa berjalan sampai ia bisa berjalan, mereka
mesti membiasakan terus berjalan, dengan berlatih menguatkan kedua kakinya
untuk berdiri, dan pastinya membutuhkan konsentrasi yang tinggi. Sehingga ia
yakin dalam jalannya, bahkan bila sudah terbiasa, mereka bisa saja lari dengan
sekencang-kencangnya.
Sama saja kayak pemain
sepakbola, mereka bisa karena terbiasa. Biasa bersama bola, biasa menendang
bola, dan biasa juga dengan panasnya bola matahari. Jangan khawatir kawan, kita
juga bisa ko berlari kaya bayi tadi, terus kita juga bisa saja bermain bola
kaya pesepak bola top dunia. Caranya guampang
banget kawan, yang penting kita terbebas dulu nih sama yang namanya kebiasaan
kita, yaitu malas.
Kita udah biasa kan, dengan
sifat malas kita! Sehingga malas itu menjadi karakter kita sendiri, jadi ciri
khas kita sehari-hari. Nah, supaya tidak terbiasa lagi dengan malas yang terus
menghantui, kita mesti biasakan diri untuk mengembangkan kehebatan kita kawan,
dengan apa? Ya pastinya dengan melatih terus potensi besar kita dong.
Kaya pemain bola yang
satu ini nih kawan, “Saya harus berlatih keras supaya bisa selalu jadi yang
pertama. Maklum, di surat kontrak tidak tertulis siapa yang akan menjadi kiper
utama,” kata Rafael –penjaga gawang muda klub Italia, Napoli—.[2]
Kamu lihat kan, apa
kata seorang Rafael? Katanya, kalau mau jadi yang pertama itu mesti berlatih
keras. Jangan malas-malasan, kalau malas terus kapan mau terpilih jadi yang
pertama! Kayanya nggak bakalan kepilih dech, masuk daftar yang diperhitungkan saja
kemungkinannya sangat kecil, apa lagi mau dipilih menjadi yang utama. Maka
darinya, buang dech rasa malas jauh-jauh, jangan biarkan rasa yang merugikan
itu menghampiri kamu lagi.
Lalu, bagaimana cara melatihnya? Aduuh kawan, kamu
bener-bener nggak tau cara melatihnya!? Ya ampiun,
melatihnya itu gampang saja. Contohnya gini, ada orang yang mau jualan
gado-gado, tau kan gado-gado itu apa? Otomatis dong, orang tadi itu harus
mempunyai potensi rasa yang bener-bener calon pemebeli meminatinya, iya nggak!
[1]
Harian olah raga Top Skor: Sabtu-Minggu, 20-21 Juli 2013, Vol. 09, Edisi 159
hal. 04
[2]
Harian olah raga Top Skor: Sabtu-Minggu, 20-21 Juli 2013, Vol. 09, Edisi 159
hal. 06
No comments:
Post a Comment