TERNAYATA, PENGALAMAN
MENENTUKAN
Kawan, bagi kamu yang punya buku
tulis sinar dunia atau yang
disingkat menjadi SIDU, pasti kamu sudah nggak aneh lagi
dengan tulisan “Experience is the best teacher”. Tulisan yang tertera
tepat dibawah halaman buku tulis kamu. Tulisan ini pendek kawan, tapi, maknanya
begitu panjang, bahkan, sampai kita
dalam usia
lanjut pun, tulisan ini sangat bermakna.
By
the way nih kawan, apa sih arti dari kalimat tersebut? “Experience
is the best teacher” yang sering mereka artikan dengan kalimat “Pengalaman
adalah guru yang paling baik”. Nah kawan, coba kamu resapi apa makna yang
tersemat didalamnya. Apa coba? Kamu pasti paham betul nih sama kalimat yang
satu ini, baik itu yang belum diterjemahkan, mau pun yang sudah diterjemahkan.
Bahkan,
sebelum kalimat itu dialih bahasakan, kamu sudah mengerti apa makna dalam
kalimat itu. Tapi, mengapa banyak orang yang menyepelekan makna di dalamnya ya?
Padahal maknanya sangat bermanfaat bagi kita semua, yang artinya, kita mesti
menghargai pengalaman, sekecil apa pun pengalam itu. Karena sebaik-baiknya guru, adalah pengalaman kawan.
Gini
dech, saat kamu belajar di kelas, terus kamu memerhatikan guru yang sedang menjelaskan
pelajaran di depan kelas dengan seksama. Namun, sepulangnya sekolah, keesokan
harinya kamu bertemu lagi dengan pelajaran yang kemaren kamu ikuti itu,
ternyata gurumu mau mencoba seberapa besar ingatanmu pada pembahasan yang
kemaren.
Nah
disini, pasti kamu lupa-lupa ingat, iya kan! Tapi, kalau seseorang bertanya
tentang dengan siapa kamu kemaren berjalan ke sekolah, pasti kamu hapal betul
dengan siapa saja kamu datang ke sekolah. Ini menandakan, bahwa pengalaman itu
memang guru yang paling baik kawan, yang tidak mudah kita lupakan, apa lagi
pengalaman yang pahit, duh kayanya nggak mau hilang-hilang tuh pengalaman yang
satu itu.
Maka
darinya kawan, bagi seorang pemain sepakbola dan bagi kamu yang mengejar
kesuksesan, pengalaman itu adalah modal yang paling penting. Soalnya, kalau
seorang pemain sepakbola nggak punya pengalaman yang cukup, mereka nggak bakal
bisa mengimbangi persaingan yang ada, begitu juga kamu yang sedang berjuang
menuju sukses besar.
Pengalaman
itu sangat penting dalam kehidupan ini, oleh karenanya, jangan sia-siakan
saat-saat yang akan menjadi pengalam terbaik kamu. Sehingga kamu mendapatkan
guru yang paling baik dalam hidup kamu. Jadikan pengalaman itu pelajaran bagi
berjalannya kehidupan kamu.
Salah
seorang yang mengakui pengalaman adalah penentu pertandingan, datang dari
seorang pelatih sepakbola yang namanya nggak asing lagi bagi kita yang hobi
sepakbola nih,
dia mengatakan, “Bukan kualitas para pemain yang membedakan, tapi jam terbang
internasional” ujar Luciano Spalletti –pelatih FC Porto—.[1]
Tuh
kawan, katanya kualitas bukan segalanya bagi sebuah tim sepakbola, tetapi jam
terbang, pengalaman. Pengalaman lah yang membedakan antara pemenang dan
pecundang. Kamu mau jadi pecundang yang minim pengalaman? Yang bisanya hanya
mengumbar perkataan doang? Nggak kan!
Maka
darinya kawan, jam terbang, yang mesti kamu kumpulkan. Masalah kualitas santai
saja lah, kalau jam terbang kamu terus bertambah, pasti dech kualitas kamu
nggak akan diragukan lagi. Karena pemain yang berpengalaman akan selalu
mendapatkan tempat di tim utamanya, jangan takut nggak kebagian tempat dalam
tim.
Dengan
pengalaman, sesuatu yang kecil, dapat menjadi besar. Dari pemain yang
ecek-ecek, menjadi pemain yang diberi cek paling mahal kalau dijual. Pengalaman
itu ibaratkan guru besar yang tau segalanya. Kenapa? Karena dengan pengalaman
kita bisa tahu dan merasakan segalanya, tahu yang orang belum tahu, merasakan
yang orang belum rasakan. Sampai-sampai pengalaman menjadi seorang bintang di
sebuah lembaga pendidikan. Yaitu, menjadi guru besar bagi siswanya. Bahkan guru
besar pun banyak belajar dari pengalaman.
Lihat
saja seorang Wenger –pelatih Arsenal—yang tidak mau gegabah dengan menurunkan
pemain yang minim pengalaman pada babak utama Liga Champion. Walau pun pemain
bintang syarat pengalamannya mengalami kelelahan, namun ia tidak mau ambil
resiko dengan menurunkan pemain lainnya, dan katanya, “Babak utama Liga
Champion, sangat penting bagi kami. Jadi, saya tak akan mengistirahatkan pemain
bintang,” Wenger menegaskan.[2]
Karena
pengalaman mereka dibutuhkan dalam pertandingan ini, mereka menjadi pilihan
utama dalam tim. Nggak usah repot-repot lagi dengan meyakinkan pelatih supaya
memercayai kamu untuk turun dalam pertandingan. Oleh karenanya, jangan
sia-siakan pengalaman itu kawan, jadikan ia teman, juga guru kamu, dan tempat
menimba pelajaran.
“Saya
kira kami telah melakukan investasi bagus setelah memboyong Fraizer Campbell
dari Sunderland seharga 600 ribu pound. Dia pemain berpengalaman di Inggris.
Saya rasa itu menjadi keuntungan bagi kami,” ujar Mackay –pelatih Cardiff—.[3]
Bahkan
nih kawan, seorang Mackay, berani menggelontorkan dana 600 ribu pound atau
sekitar 11 milyaran lah, untuk pemain yang dianggapnya berpengalam. Dan
hasilnya apa? Pemain yang mereka beli itu menunjukan bahwa ia layak dihargai
600 ribu pounds, dengan pengalamannya, ia tampil gemilang saat mengalahkan tim
kandidat juara, Manchester City.
Lebih
bagusnya lagi, seorang Fraizer Campbell yang dihargai lumayan mahal itu,
membuktikan pengalamnya di daratan Inggris dengan mencetak gol ke gawang “The
Citizen” –julukan Manchester City—. Nah kawan, kamu tersadar kan? Bagaimana
berharganya pengalaman itu!
Sebenernya,
pengalaman itu tidak bisa diuangkan. Karena pengalaman adalah hal yang paling
berharga dibandingkan uang. Dengan pengalaman, kamu akan memproduksi kebanggaan
dalam diri kamu. Kalau kamu udah bangga pada diri kamu, kamu akan menunjukan
hal yang terbaik dari dalam diri kamu.
Percaya
dech, yang penting kamu bisa belajar dan mendapatkan pelajaran berharga dari
pengalaman yang kamu alami. Cobalah cari pengalaman sebanyak mungkin, tentunya
pengalaman yang menguntungkan bagi kamu, bukan pengalaman yang malah merugikan
kamu. Kalau pengalaman yang dapat merugikan kamu, cukup kamu rasakan satu kali
saja, itu juga dirasakan bukan dengan kesadaran, tapi karena keceplosan atau
karena ketidak sengajaan kamu.
Dan
inget kawan, kalau kamu memang ingin menjadi bintang, jangan lakukan pengalaman
yang buruk untuk kedua kalinya. Apa lagi yang kedua kalinya itu dilakukan
secara sadar, wah parah banget tuh kamu. Nggak bisa membedakan mana yang baik
bagi kamu dan mana yang nggak baik.
Kamu
kan udah gede, udah ABG alias anak buah gerandong. Gerandong kan dalam film Mak
Lampir itu sudah dewasa, harusnya bisa menentukan mana yang baik dan mana yang
buruk. Namun sangat disayangkan, Gerandong di film Mak Lampir itu diajarkan
untuk menjadi makhluk yang jahat, dengan pengalaman-pengalam yang jahat itulah
ia malah menjelma menjadi penjahat
yang menyeramkan. Coba ia dilahirkan dikalangan pesantren, yakin dech ia nggak akan menjadi
penjahat, ya walau pun penampilannya menyeramkan.
Nah
kawan, supaya kamu nggak jadi gerandong, maka isilah dengan pengalam-pengalaman
yang baik, supaya kamu juga menjadi yang terbaik. Karena kamu dibentuk dari
hal-hal yang baik, terutama pengalaman kamu, iya nggak! Mulai dari sekarang
kawan, yuk kita isi botol pengalaman kita yang masih kosong dengan
pengalaman-pengalaman yang baik dan bermanfaat.
Seperti
botol pengalaman pemain sepakbola yang ini nih kawan, ia mencoba memenuhi botol
pengalamannya. Namun, di tengah jalan, ia mendapatkan halangan sehingga
botolnya tersendat untuk dipenuhi. Tapi, ia berhasil mengisi botol itu setelah
ia mengalami rintangan yang cukup berat, dan apa coba kata pelatihnya.
“Mungkin
karena pengalaman yang dilaluinya setelah cedera parah. Ia menimba banyak ilmu
saat dipinjamkan ke klub lain,” ujar Martinez –pelatih Everton—.[4] Nah kawan, kamu jangan takut akan kurang pengalaman,
karena kamu mengira nggak mungkin dengan keadaan kamu saat ini untuk bisa
menimba pengalaman yang tak terbatas.
Buktinya,
seorang Ross Barkley, yang terpaksa harus diparkirkan ke tempat perawatan
karena cedera, ia bisa bangkit setelah cedera itu pulih kembali. Bahkan,
pengalamannya yang ia dapatkan, bukan dari klub yang membesarkannya, Everton.
Namun ia menimba pengalaman saat ia dipinjamkan ke klub lain. Disanalah ia
menimba pengalaman dari rekan-rekannya yang lebih senior.
Jadi
kawan, kamu nggak usah berkecil hati saat kamu tertinggal pengalam dari orang
lain, hanya karena satu hal yang menghalangi kamu untuk menimbanya. Kamu bisa
ko, setelah kamu kembali dari rintangan tersebut, kamu langsung tancap gas buat
menampung pengalaman yang kemungkinan datang.
Lalu,
kamu isi dech botol pengalaman kamu dengan pengalaman-pengalaman yang
menjadikan kita pemenang. Walau pun kita terdampar di tempat yang minim akan pengalaman
berharga. Buktinya saja, Ross Barkley bisa menimba pengalaman dari klub lain
yang mungkin kurang setara dengan klub yang membesarkannya.
Namun
dengan kerja keras dan kemauan yang tinggi, pengalaman itu ternyata bisa kita
dapatkan dari mana saja. Nggak mesti dari tempat yang mewah dan megah, di
tempat kumuh pun kita dapat meraup pengalaman yang berharga. Bahkan, bisa jadi
di tempat kumuh itu lebih banyak pengalaman yang berharga daripada di tempat
yang mewah nan megah.
Kalau
kamu melihat tempatnya sih ya emang, yang megah itu lebih enak dipandang,
sehingga enak juga dapet pengalamannya. Namun jangan sangka, di tempat yang
megah justru lebih minim pengalaman yang bisa memberikan pelajaran bagi hidup
kita.
Contohnya
saja, ketika kita berkunjung ke tempat yang kumuh, belum bertemu dan
bincang-bincang dengan penduduknya pun, kita sudah dihadapkan dengan pelajaran besar yang begitu berarti. Bayangkan saja,
ketika kamu datang ke tempat kumuh, kamu pasti liat kanan-kiri, dan sekitarnya
terdapat rumah-rumah yang tidak layak huni.
Sedangkan
kita? Hidup serba kecukupan, mau apa ada, tinggal bilang saja sama orang tua.
Namun kawan, bagi mereka menginginkan sesuatu itu hanya imajinasi saja. Mau
sekolah saja susah, apa lagi mau ini mau itu. Kayanya nggak bakal kesampean
dech, saat mereka menginginkan sesuatu layaknya kamu.
Harusnya
kita bisa memanfaatkan fasilitas yang lebih ketimbang mereka. Jadi ingat ya
kawan, pengalaman itu kita bisa dapatkan dari mana pun, kapan pun, dan dari
siapa pun kita mendapatkannya. Yang penting, kita nggak ada pikiran
membeda-bedakan, karena, kalau kamu membeda-bedakan, pasti kamu hanya akan
mendengarkan apa kata orang yang lebih sukses hidupnya. Inget terus ya, pengalaman
itu datangnya dari mana saja.
Kawan,
pengalaman itu nggak datang dengan sendirinya, kamu mesti menjemput yang
namanya pengalaman. Kalau kamu hanya jalan di tempat, pengalaman nggak bakal
datang menghampiri kamu, yang ada malahan masalah dan masalah yang datang. Wah
kamu belum mendengarkan apa kata orang ini nih kawan, kalau kamu udah
mendengarkannya, pasti kamu juga akan sesegera mungkin menjemput banyak
pengalaman, yuk kita simak perkataannya.
“Mungkin banyak orang yang menilai hidup saya
lebih mudah jika bertahan di City. Hanya menyaksikan tim bertanding dan
menerima gaji. Namun, saya bukan orang seperti itu,” kata Barry –eks pemain
Manchester City yang pindah ke Everton—.[5]
Kamu
dengerkan apa katanya? Gareth Barry, adalah salah satu pemain Inggris yang
penuh akan pengalaman. Saat ia terus dibangku cadangkan di tim lamanya, ia
gerah dengan perlakuan itu semua. Walau pun setiap pekannya ia menerima bayaran
tanpa harus susah payah berjuang di lapangan. Namun tetap saja, ia memilih
menimba pengalaman daripada mengumpulkan kekayaan.
Terus,
gimana dengan kamu, mau pengalaman atau hanya mengumpulkan kekayaan? Kawan,
kekayaan itu akan mengikuti kamu kalau kamu udah syarat pengalaman. Kenapa?
Karena pengalaman akan membuat kamu diminati klub mana pun, tanpa pengalaman
mental akan tertinggal jauh dari orang yang lebih berpengalaman.
Sekarang
coba dech, lihat lingkungan sekitar kamu, banyak kan orang yang lebih
berpengalaman dari kamu. Terus kamu bandingkan dengan cara ia berbicara, pasti
beda dech sama yang kurang pengalaman. Kalau yang berpengalaman itu akan lebih
banyak bicara, dan orang yang kurang pengalaman akan terus menjadi pendengar
setia.
Apa
lagi yang berbicara itu, orang yang berpengalam dalam dunia pendidikan, wah
kamu akan dihajar habis-habisan tuh. Apa mau, kuping kamu panas hanya
mendengarkan saja? Padahal kamu juga berhak berbicara, namun apa yang mau
dibicarakan, sedangkan pengalaman kita saja minim, iya nggak? Oleh karenanya
kawan, mulai dari sekarang, kita menjadi pemburu pengalaman!
“Saya
tidak akan bahagia jika tidak bisa bermain di lapangan. Jadi kepindahan saya
ini jadi sesuatu yang menyegarkan dan bagus untuk karir saya.”[6] Kawan, ini adalah lanjutan dialog dari
seorang Gareth Barry tadi, bahkan ia mengatakan, ia tidak akan bahagia kalau
tidak bisa mendapatkan pengalaman di atas lapangan.
Wow!
Patut dicontoh tuh kawan, ia nggak sekedar mementingkan hari sekarang, tapi
melihat hari-hari kedepan yang teramat jauh. Dengan pengalaman kan, nggak cuma
berlaku hanya hari ini saja, hari-hari esoknya pun pengalaman nggak akan basi.
Coba
dengan uang, hari ini atau detik ini juga gampang banget menghabiskannya,
malahan nggak sempat basi, rugi kan! Kalau kamu lebih memilih uang dari pada
pengalaman. Kalau pengalaman lebih menentukan, sekarang mau pun kedepannya,
kalau uang hanya hari ini saja, nggak menjamin kita kedepannya. Jadi,
pengalaman atau uang nih yang diburu kamu? Kalau dengan pengalaman kita bisa mengumpulkan uang,
tapi kalau hanya uang yang kamu mau, tanpa pengalaman mendapatkannya, jangan
harap kamu bisa mengumpulkan uang banyak dech.
[1] Harian olahraga Top Skor: Kamis,
22 Agustus 2013, Vol. 09, Edisi 178 hal. 10
[2] harian olahraga Top Skor:
Selasa, 27 Agustus 2013, Vol. 09, Edisi 182 hal. 01
[3] Harian olahraga Top Skor:
Selasa, 27 Agustus 2013, Vol. 09, Edisi 182 hal. 06
[4] Harian olahraga Top Skor: Selasa,
27 Agustus 2013, Vol. 09, Edisi 182 hal. 06
[5] Harian olahraga Top Skor: Kamis,
5 September 2013, Vol. 09, Edisi 190 hal. 06
[6] Harian olahraga Top Skor: Kamis,
5 September 2013, Vol. 09, Edisi 190 hal. 06